Jumat, 22 Oktober 2010

Perencanaan Evaluasi Pengajaran Bahasa

BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan suatu proses kegiatan yang secara sistematis diarahkan kepada suatu tujuan proses pembelajaran yang optimal. Untuk mewujudkan hasil yang optimal, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan hasil dari pembelajaran dan bukan sekedar suatu proses pembelajaran itu sendiri.
Dalam menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu adanya usaha penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi memberikan nilai berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hasil dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.
Evaluasi menjadi hal yang penting dan sangat di butuhkan dalam proses belajar mengajar, karena evaluasi dapat mengukur seberapa jauh kebehasilan anak didik dalam menyerap materi yang di ajarkan, dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat di ketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar  untuk berubah lebih baik kedepan.
Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan dari penulisan ini sebagai berikut :
1)         Untuk mengetahui pengertian perencanaan evaluasi pengajaran.
2)       Untuk mengetahui perancanaan pelaksanaan evaluasi pengajaran bahasa.
2. Manfaat dari penulisan ini sebagai berikut :
1)         Sebagai acuan kita dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran bahasa.
2)       Sebagai bahan tambahan atau literatur di perpustakaan untuk menambah pengetahun tentang perencanaan evaluasi pengajaran bahasa..

C. Batasan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan evaluasi pengajaran bahasa?
2. Bagaimanakah implementasi perencanaan evaluasi pengajaran bahasa?
BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Perencanaan Evaluasi Pengajaran Bahasa
Perencanaan evaluasi pengajaran bahasa adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk mengetahui sampai dimana daya serap siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.
Perencanaan suatu proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. (Nana Sujana : 2000:61).
Evaluasi dikatakan sebagai penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru (Depdiknas, 2004:11-12).
Evaluasi atau penilaian dalam bidang pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman (1975:12) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau criteria yang telah ditentukan.
Ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu di antaranya:
-          Measurement / pengukuran diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor mengenai prestasi yang telah dicapai siswa pada periode tertentu dengan menggunakan berbagai tekhnik dan alat ukur yang relevan.
-          Tes secara harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi, prestasi sebagai hasil pembelajaran.
-          Assessment adalah suatu proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut menjadi suatu bentuk yang dapat dijelaskan.
Menurut Dr. Muchtar Buchori, M.Ed mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2  yaitu :
1.     Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
2.     Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam jangka waktu tertentu tadi.

Adapun Fungsi evaluasi bagi guru dan sekolah yaitu :
Bagi Guru
1.     Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2.     Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
3.     Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
4.     Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.

Bagi Sekolah
1.     Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi  terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
2.     Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tanda-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
3.     Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telah dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
4.     Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalam pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.

B. Implementasi Perencanaan Evaluasi Pengajaran Bahasa.
          Penilaian berlaku untuk tujuan melaksanakan ulangan harian, Ulangan semester I dan II, UAS dan UAN terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi soal; adalah menggambarkan  lingkup bahan pengajaran dan jenjang prilaku yang diukur yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan.
Pelaksanaan penilaian harus berkesinambungan maksudnya adalah penilaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil KBM.

1)  Ragam Evaluasi
1.  Pretest Dan Posttest
Kegiatan pretes dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi tarap pengetahuan siswa mengenai bahan akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan sering tidak memperlakukan instrument tertulis.
Posttest adalah kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tarap penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya singkat terbatas.
2.  Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3.  Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
4.  Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuan ialah memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi dignostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan).
5.  Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengatur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.
6.  Ebta Dan Ebtanas
EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) dan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, EBTA dan EBTANAS ini dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjeng SD dan MI (madrasah ibtidaiyah). Dan seterusnya. (Muhibbin Syah: 1996: 158-159).
Yang sekarang EBTA diganti dengan UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan EBTANAS diganti dengan  UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional)
2). Ragam Alat Evaluasi
1. Bentuk Obyektif
a.  Tes benar salah
Tes ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja, baik dalam hal susun item-itemnya maupun dalam hal cara menjawabnya. Soal-soal dalam tes ini berbentuk pertanyaan pilihan hanya dua macam yakni benar dan salah.
b.  Tes pilihan berganda
Iten-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat di jawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal.

c.  Tes pencocokan (menjodohkan)
Tes pencocokan (matching test) di susun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata, istilah atau kalimat yang diletakkan bersebelahan tugas siswa Dalam menjawab item-item soal ialah mencari pasangan yang selaras antara kalimat atau istilah yang ada pada daftar.
d.  Tes isian
Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek yang ada pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu yang dikosongkan. Tugas siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut.
e.  Tes Perlengkapan
Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaan terletak pada kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan sebagai instrumen
2.  Bentuk subyektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subyektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak dinilai dengan skor atau angka pasti, hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrument evaluasi mengambil bentuk essay examination. (Muhibbin Syah, 1999: 180-181).

Pertama sekali yang harus menjadi titik perhatian ialah bahwa cara dan alat evaluasi itu ditentukan oleh isi dari indikator. Indikator yang dirumuskan dengan benar pasti dapat menunjukkan cara dan alat evaluasi yang efektif dan efisien. Indikator itu berisi salah satu dari tiga kemungkinan mengenai pemahaman (kognitif), penerimaan (sikap, afektif), dan keterampilan (psikomotor). Karena itu tesnya pun harus sesuai dengan isi itu, tes pengetahuan, tes sikap dengan skala sikap, tes keterampilan dengan tes tindakan (performance test).
Hal lain yang harus diperhatikan ialah luasnya tujuan (bahan) yang akan dievaluasi ada bermacam-macam. Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan dicapai setelah satu kali mengajar adalah tes yang paling sempit cakupannya. Tes ini disebut dengan istilah pretest atau posttest.
Disini diambil salah satu contoh penggunanaan posttest terutama ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pengajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut disajikan umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pelajaran. Misalnya patokan yang digunakan ialah bila nilai yang diperoleh siswa paling rendah rata-rata 75 dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 60, maka rencana pengajaran itu dianggap tidak perlu direvisi.
Kadang-kadang pelaksanaan posttest memerlukan waktu yang cukup banyak, seperti pada tes tindakan. Karena itu secara keseluruhan tes tersebut akan terlalu banyak menggunakan waktu. Bila program akan terganggu karena itu, maka posttest tidak usah ditujukan kepada seluruh siswa. Posttest dapat ditujukan kepada sebagian siswa saja sebagai sample. Bila jumlah siswa 40 misalnya, sampel cukup diambil dari 10 atau 20 saja, dengan teknik random. Dari tes terhadap sampel ini anda akan memperoleh nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Angka rata-rata ini hanya digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan rencana pengajaran, tidak dapat digunakan untuk angka rapor. Cara ini dilakukan sekali-sekali saja, sebagai akibat terlalu besarnya jumlah murid yang dihadapi. Memang kelas yang ideal ialah kelas yang berisi siswa antara 15 – 20 orang, terutama bila pengajaran banyak menyangkut pembinaan aspek keterampilan (psikomotor). Bila kelas ideal seperti ini, maka tes tidak perlu ditujukan kepada sampel.








BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan

 

Evaluasi menjadi hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya.
Evaluasi pengajaran merupakan proses yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

2. Saran-saran
-          Gunakan evaluasi seefektif mungkin.
-          Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya anak didik merasa nyaman dan tidak terbebani.
-          Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk kemajuan pendidikan.




DAFTAR PUSTAKA


-          Drs.H.Daryanto, Evaluasi Pendidikan, 1997, Solo :Rineka Cipta.
-          Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
-          Ridwan sakni.pengembangan system evaluasi.P3RF.IAIN Raden Fatah Palembang.
-          Farida yusuf toyib.2000.evaluasi program.PT Rineka cipta
-          M.Chabib thoha.2001.rajawali press
-          R.ibrohim dan nana syaodih.1996.rineka cipta
-          Kosadi hidayat dkk. 1996. Evalusi pendidikan dan penerapannya dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Alfabeta
-          Ini File Q, Evaluasi, Husni, Nov 27, '06 12:04 AM, Multiply
-          Makalah, Evaluasi Pendidikan Pada Anak, Husni, Friday, December 19, 2008, Blogger/Blogspot.